WELCOME TO MY BLOG

Welcome to my blog

Selamat datang di blogku. Kalau Anda punya
saran terhadap blog ini, silakan berkomentar di https://ellen-def.blogspot.com/, terima kasih.

Wednesday, 17 December 2014

Makalah tentang Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pulang Pisau 2007-2012

TUGAS MATA KULIAH
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(SEMESTER II ILMU EKONOMI, APRIL 2014)
Dosen: Prof. Dr. AHIM S. RUSAN
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

DI KABUPATEN PULANG PISAU TAHUN 2007-2012
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
          
1. Latar Belakang ............................................................................                      1
           2. Tujuan Penulisan Makalah ......................................................                          2
           3. Manfaat Penulisan Makalah .................................................                             3

BAB II PEMBAHASAN          
           1. Pengertian Indeks Pembangunan Manusia ..............................                        4
           2. Komponen dan Indikator Indeks Pembangunan Manusia .............                    6
           3. Rumus Menghitung IPM .........................................................                           7
           4. Perhitungan IPM Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007-2012 ..........                8

BAB III PENUTUP
           

           1. Kesimpulan ...........................................................................                          10
           2. Saran ......................................................................................                        10
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada atau membuat suatu perubahan yaitu membuat sesuatu menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan nasional yang berlandaskan pemerataan pembangunan dan hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif. Hal ini nampaknya sederhana. Tetapi seringkali terlupakan oleh kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan harta dan uang. (UNDP: Humant Development Report 2000:16 dalam http://skripsi-ilmiah.blogspot.com/2013/02/analisis-faktor-faktor-yang_25.html, dicuplik tanggal 01 April 2014).

Pembangunan manusia didefinisikan sebagai suatu proses untuk perluasan pilihan yang lebih banyak kepada penduduk melalui upaya-upaya pemberdayaan yang mengutamakan peningkatan kemampuan dasar manusia agar dapat sepenuhnya berpartisipasi di segala bidang pembangunan (United Nation Development Programme, UNDP). Arti penting manusia dalam pembangunan adalah manusia dipandang sebagai subyek pembangunan yang artinya pembangunan dilakukan memang bertujuan untuk kepentingan manusia atau masyarakat.
Pembangunan manusia lebih dari sekadar pertumbuhan ekonomi, lebih dari sekedar peningkatan pendapatan dan lebih dari sekedar proses produksi komoditas serta akumulasi modal. Alasan mengapa pembangunan manusia perlu mendapat perhatian adalah: pertama, banyak negara berkembang termasuk Indonesia yang berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi, tetapi gagal mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan kemiskinan. Kedua, banyak negara maju yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi ternyata tidak berhasil mengurangi masalah-masalah sosial, seperti: penyalahgunaan obat, AIDS, alkohol, gelandangan, dan kekerasan dalam rumah tangga. Ketiga, beberapa negara berpendapatan rendah mampu mencapai tingkat pembangunan manusia yang tinggi karena mampu menggunakan secara bijaksana semua sumber daya untuk mengembangkan kemampuan dasar manusia (http://skripsi-ilmiah.blogspot.com/2013/02/analisis-faktor-faktor-yang_25.html, dicuplik tanggal 01 April 2014).
Kabupaten Pulang Pisau merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten induk, Kapuas, berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 05 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180). Pemekaran tersebut merupakan amanat UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pemerintahan Daerah yang saat ini telah direvisi dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan pembangunan dalam berbagai sendi kehidupan. Untuk mencapai pembangunan berkualitas, pembangunan manusia sangat diperlukan.
Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2013-2018 telah menetapkan visi, misi, tujuan, dan strategi selama lima tahun ke depan. Salah satu poin penting dalam penerapannya adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) sebagaimana tertuang dalam pokok pikiran subvisi “kesejahteraan masyarakat”, yakni kualitas sumber daya manusia masyarakat yang bersangkutan mampu bersaing, memahami dan sadar ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), mandiri, sadar akan hak-hak sosial dan hak politiknya serta memiliki iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah/LPPD Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2013).
Subvisi tersebut dipertegas dalam misi kedua Kabupaten Pulang Pisau tahun 2013-2018, yaitu meningkatkan kualitas SDM (man resources quality). Penjelasannya sebagaimana tertuang dalam LPPD Kabupten Pulang Pisau Tahun 2013 berbunyi “Peningkatan kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh berbagai faktor sosial dan ekonomi, karena itu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia prioritas pembangunan diletakkan pada bidang pendidikan dan bidang kesehatan serta pembangunan mental spiritual. Untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi pembangunan pendidikan dan kesehatan, maka terwujudnya keamanan dan ketenangan serta kepastian hukum merupakan prasyarat mutlak”.
Visi dan misi tentang pembangunan manusia ini disusun dalam bentuk strategi poin ketiga yakni “meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan keagamaan” serta poin ketujuh yang berbunyi “meningkatkan kualitas aparatur dalam pelayanan publik”.
Visi dan misi Kabupaten Pulang Pisau tahun 2013-2018 tersebut terlalu jauh berbeda dengan visi dan misi pada tahun 2007-2012, khususnya pada upaya peningkatan pembangunan manusia.

2. Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi indikator indeks pembangunan manusia (IPM) serta nilainya di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007-2012.
3. Manfaat Penulisan Makalah
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau umumnya dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan agar selalu berupaya menemukan pertumbuhan-pertumbuhan baru dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Bagi akademisi dapat menambah wawasan tentang IPM Kabupaten Pulang Pisau tahun 2007-2012 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Indeks Pembangunan Manusia
Pembangunan didefinisikan sebagai suatu kegiatan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai aspek kehidupan yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan dengan memanfaatkan dan memperhitungkan kemampuan sumber daya, informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan perkembangan sosial (Ayunanda Melliana dkk, 2013).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) didefinisikan sebagai pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup (http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Pembangunan_Manusia, dicuplik tanggal 01 April 2014).
Indeks ini dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics pada tahun 1990. Sejak itu indeks ini dipakai oleh program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.
Amartya Sen menggambarkan indeks ini sebagai "pengukuran vulgar" oleh karena batasannya. Indeks ini lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya (http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Pembangunan_Manusia, dicuplik tanggal 01 April 2014).
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan, pemberdayaan (UNDP, 1995, dalam materi Universitas Sumatera Utara, anonim). Secara ringkas empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Produktivitas
Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan nafkah. Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan manusia.
b. Pemerataan
Penduduk harus memiliki kesempatan/peluang yang sama untuk mendapatkan akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan social. Semua hambata yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
c. Kesinambungan
Akses terhadap sumber daya ekonomi dan social harus dipastikan tidak hanya untuk generasi-generasi yang aka datang. Semua sumber daya fisik, manusia, dan lingkungan selalu diperbaharui.
d. Pemberdayaan
Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat dari proses pembangunan.
 
2. Komponen dan Indikator Indeks Pembangunan Manusia
Komponen IPM adalah usia hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent living). Usia hidup diukur dengan angka harapan hidup atau e0 yang dihitung menggunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian Trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang masih hidup.
Komponen pengetahuan diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah yang dihitung berdasarkan data Susenas Kor. Sebagai catatan, UNDP dalam publikasi tahunan HDR sejak 1995 menggunakan indikator partisipasi sekolah dasar, menengah, dan tinggi sebagai pengganti rata-rata lama sekolah karena sulitnya memperoleh data rata-rata lama sekolah secara global. Indikator angka melek huruf diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis, sedangkan indikator rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan dua variabel secara simultan; yaitu tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Komponen standar hidup layak diukur dengan indikator rata-rata konsumsi riil yang telah disesuaikan. Sebagai catatan, UNDP menggunakan indikator PDB per kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per capita) sebagai ukuran komponen tersebut karena tidak tersedia indikator lain yang lebih baik untuk keperluan perbandingan antar negara.
Secara garis besar, indikator untuk menghitung IPM adalah pendidikan (angka buta huruf, lamanya usia sekolah), kesehatan (angka kematian bayi, angka kematian ibu, usia harapan hidup), dan ekonomi (pendapatan per kapita).
Komponen yang digunakan untuk menghitung IPM yakni:
a. Angka Harapan Hidup (AHH)
Angka harapan hidup waktu lahir (expectation of life at birth) yang biasanya dilambangkan dengan simbol e0 dan sering disingkat dengan AHH adalah rata – rata hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada tahun tertentu. AHH ini merupakan salah satu indikator yang biasa digunakan untuk menggambarkan tingkat kemajuan dibidang kesehatan. Dengan angka harapan hidup, dapat dilihat perkembangan tingkat kesehatan pada suatu wilayah serta dapat pula dilihat perbandingan tingkat kesehatan antar wilayah.
b. Angka Melek Huruf (AMH)
Angka melek huruf merupakan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis terhadap seluruh penduduk berumur 15 tahun ke atas di suatu daerah. AMH ini digunakan sebagai indikator pendidikan yang digunakan untuk mengetahui banyaknya penduduk yang melek huruf di suatu daerah. Semakin tinggi nilai melek huruf berarti makin baik mutu penduduk di wilayah tersebut.
c. Rata-Rata Lama Sekolah
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang telah dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani. Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang diduduki.
d. Pengeluaran per Kapita atau Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity)
Pengeluaran per kapita merupakan indikator ekonomi yang digunakan untuk melakukan perbandingan harga-harga riil antar wilayah. Dalam konteks PPP di Indonesia, satu rupiah di suatu daerah (provinsi/kabupaten) memiliki daya beli yang sama dengan satu rupiah di Jakarta. PPP ini dihitung berdasarkan pengeluaran riil per kapita yang telah disesuaikan dengan indeks harga konsumen dan penurunan utilitas marginal yang dihitung dengan formula Atkinson.
Standar di atas telah mendapat persetujuan dari organisasi dunia UNESCO yang berlaku sampai saat ini (http://ikhfasapawiblog.wordpress.com/2013/01/24/makalah-ipm/, dicuplik tanggal 01 April 2014). Berdasarkan kajian aspek status pembangunan manusia, tinggi rendahnya status pembangunan manusia menurut UNDP dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
a. Tingkatan rendah, jika IPM < 50
b. Tingkatan menengah, jika 50 < IPM < 80
c. Tingkatan tinggi, jika IPM > 80
Untuk perbandingan antar daerah di Indonesia, yaitu perbandingan antar kabupaten/kota, kriteria kedua yakni tingkatan menengah dipecah menjadi 2 (dua) golongan, sehingga gambaran status akan berubah menjadi sebagai berikut:
a. Tingkatan rendah, jika IPM < 50
b. Tingkatan menengah-bawah, jika 50 < IPM < 66
c. Tingkatan menengah-atas, jika 66 < IPM < 80
d. Tingkatan atas, jika IPM > 80
3. Rumus Menghitung IPM
Rumus untuk menghitung IPM adalah:
IPM = 1/3 [X(1) + X(2) + X(3)] ……… (1)
dimana:
X(1) : Indeks harapan hidup
X(2) : Indeks pendidikan = 2/3(indeks melek huruf) + 1/3(indeks rata-rata lama sekolah)
X(3) : Indeks standar hidup layak/indeks pengeluaran per kapita
Masing-masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan antara selisih suatu nilai indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai maksimum dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagai berikut:
Indeks X(i)= X(i) - X(i)min / [X(i)maks - X(i)min] ……… (2)
dimana :
X(1) : Indikator ke-i (i = 1, 2, 3)
X(2) : Nilai maksimum sekolah X(i)
X(3) : Nilai minimum sekolah X(i)
Nilai maksimum dan nilai minimum indikator X(i) telah ditetapkan oleh UNDP sebagaimana Tabel 1.

Tabel 1
Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM

INDIKATOR KOMPONEN IPM (=X(I))
NILAI MAKSIMUM
NILAI MINIMUM
KETERANGAN
Angka Harapan Hidup
85
25
Sesuai standar global (UNDP)
Angka Melek Huruf
100
0
Sesuai standar global (UNDP)
Rata-Rata Lama Sekolah
15
0
Sesuai standar global (UNDP)
Konsumsi per Kapita yang Disesuaikan 1996
732.720 a)
300.000 ..... (1996)
360.000 b .... (1999)
UNDP menggunakan PDB per kapita riil yang disesuaikan
         Sumber: paparan Badan Pusat Statistik Nanggroe Aceh Darussalam tentang IPM, 2009
         Catatan: a) Perkiraan maksimum pada akhir PJP II tahun 2018
                      b) Penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan baru

4. Perhitungan IPM Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007-2012
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Pulang Pisau, data-data komponen untuk menghitung IPM Kabupaten Pulang Pisau tahun 2007-2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Komponen untuk Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007-2012
NO.
KOMPONEN IPM
TAHUN
2007
2008
2009
2010
2011
2012
1.
Angka Harapan Hidup (tahun)
67,30
67,38
67,47
67,56
67,65
67,74
2.
Angka Melek Huruf (%)
93,21
93,84
93,85
94,32
96,23
96,23
3.
Rata-Rata Lama Sekolah (tahun)
7,22
7,22
7,23
7,31
7,65
7,67
4.
Pengeluaran per Kapita (Rp)
626.600
631.130
637.470
639.160
640.750
644.840

        Sumber: Badan Pusat Statistik Pulang Pisau, 2014
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, IPM Kabupaten Pulang Pisau tahun 2007-2012 berada pada tingkatan menengah atas dengan nilai rata-rata = 71,42.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil dari makalah ini adalah:
a. Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi nilai IPM Kabupaten Pulang Pisau tahun 2007-2012, yaitu usia hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent living). Usia hidup diukur dengan angka harapan hidup atau e0 yang dihitung menggunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian Trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang masih hidup, pengetahuan diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah yang dihitung berdasarkan data Susenas Kor, dan standar hidup layak diukur dengan indikator rata-rata konsumsi riil yang telah disesuaikan.
b. Berdasarkan hasil perhitungan IPM Kabupaten Pulang Pisau tahun 2007-2012 dengan menggunakan data statistik dari BPS Pulang Pisau, IPM kabupaten ini berada pada tingkatan menengah atas dengan nilai rata-rata = 71,42. Secara rinci, IPM 2007 = 70,10; IPM 2008 = 70,63; IPM 2009 = 71,18; IPM 2010 = 71,53; IPM 2011 = 72,37; dan IPM 2012 = 72,75.

2. Saran
IPM Kabupaten Pulang Pisau tahun 2007-2012 telah berada pada level menengah atas. Ke depan, diharapkan IPM tersebut terus mengalami kenaikan dalam rangka peningkatan kualitas SDM untuk memacu pertumbuhan perekonomiannya dengan memprioritaskan pelayanan prima dalam pendidikan, kesehatan, dan pembangunan ekonomi.




DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Badan Pusat Statistik. 2007-2012. Indeks Pembangunan Manusia. Pulang Pisau.
Sekretariat Daerah Kabupaten Pulang Pisau. 2013. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah/LPPD Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2013. Pulang Pisau.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah. 2012. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Tapanuli Tengah 2011. Tapanuli.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang. 2012. Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Jombang Tahun 2011. Jombang.
 
Jurnal:
Pratowo, Nur Isa. Anonim. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Setiawan, Mohammad Bhakti, dkk. 2013. Indeks Pembangunan Manusia. Jurnal Economia Volume 9 Nomor 1, April 2013. Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta.
Melliana, Ayunanda, dkk. 2013. Analisis Statistika Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Panel. Jurnal Sains dan Semi Pomits Vol. 2 No. 2 (2013). Jurusan Statistika Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.

Paparan:
Paparan Badan Pusat Statistik Nanggroe Aceh Darussalam. 2009. Aceh.

Website:
http://ikhfasapawiblog.wordpress.com/2013/01/24/makalah-ipm/
 

No comments:

Post a Comment